Habib `Abdullah mengatakan tentang Habib Salim bahwa dia akan hidup lama dan menjadi "sultan "atau pemimpin dalam pengetahuan. Dia kemudian dikenal sebagai "Sultan al Ulama" atau "pemimpin para ilmuwan." Di masa mudanya, beliau mengambil pengetahuan dari para Ulama besar Hadramawt pada zamannya: Habib `Alawi bin Shihab, Habib Muhammad bin Salim bin Hafiz, Habib Ja'far bin Ahmad al-`Aydarus, Habib Umar bin` Alawi al-Kaf dan Syaikh Mahfuz bin Salim bin Utsman.
Beliau juga menghabiskan empat tahun belajar intensif di Makkah di tangan ulama seperti Sayyid `Alawi bin` Abbas al-Maliki, Syaikh Hasan Mashat dan Syaikh Muhammad al-Fadani.
Beliau kemudian menghabiskan 15 tahun di Aden mengajar dan berdakwah mengajak orang-orang kejalan Allah. Karena popularitasnya,
Beliau terus mengajar di Ribat Tarim sampai pemerintah Sosialis menculiknya dan menyebabkan dia mengalami penyiksaan yang sangat berat.
Setelah dibebaskan, dia pindah ke Hijaz dan mulai mengajar di Ribat al-Jifri di Madinah bersama dengan Habib Zayn bin Ibrahim bin Sumayt.
Begitu rezim Komunis di Yaman Selatan jatuh, beliau kembali ke Tarim. Bersama dengan saudaranya Habib Hasan, beliau membuka kembali Ribat dimana pihak berwenang telah tutup dan mulai mengajar sekali lagi. Banyak santri dari berbagai belahan dunia berbondong-bond
Pada tahun-tahun terakhirnya dia terpaksa meninggalkan Tarim untuk perawatan medis dan kondisi kesehatannya yang terus menurun membuatnya tidak mungkin kembali ke Tarim.
Beliau meninggal di Jeddah pada hari Jumat malam, Jumadil akhir 1439/16 Februari 2018. Shalat jenazah dilakukan di Jeddah keesokan harinya dan kemudian di Masjid al-Haram di Makkah dan dia dimakamkan di pekuburan Ma'la.
No comments:
Post a Comment